Rabu, 20 November 2013

Dia dan Kekasihnya

Kuatkan mental. Kuatkan hati. Manusia memang seharusnya seperti itu kan? Menguatkan diri secara lahir maupun batin. Tapi berbeda dengan dia. Kehidupan yang mulai berubah. Ketika seseorang sudah menjadi penghuni bagian hatinya. Tanpa permisi datang begitu saja. Mengapa begitu berpengaruh? Mengapa begitu penting untuk menguatkan mental dan hati? Bukankah itu hal biasa jika hati sudah menemukan tempat dimana ia untuk berlabuh? Kehampaan yang slama ini terus menghiasi hati sirna begitu saja kan? Iya. Jawabannya pasti iya. Kehampaan hati sirna. Hati disesaki dengan rasa bahagia. Tapi dengan mempunyai kekasih yang tidak biasa. Kekasih yang dalam proses menjadi seorang superstar. Terus merangkak dalam meraih popularitas bukan hal yang mudah untuk dia. Pengorbanan yang amat sangat menantang. Lebih menantang dari mendaki gunung tertinggi dipulau jawa.


Waktu dan perhatian terbagi. Hal yang wajar jika dia terus dinomer sekiankan. Dia memang cukup tau diri untuk tidak selalu dinomer satukan, karena dia bukan Tuhan dari kekasihnya. Tidak mengatur apapun. Hanya berperilaku layaknya seperti air yang mengalir terkadang menjadi tetesan air. Dia mengikuti alur kekasihnya. Berusaha tersenyum dengan segala kesakitan hati yang dirasakannya. Tidak memperdulikan hatinya. Kebahagiaan kekasihnyalah yang terpenting. Apakah itu Pengorbanan dalam cinta? Benar cinta itu butuh pengorbanan? Walaupun terkadang cinta merubah ucapan manis menjadi tai anjing jika sudah merasakan sakit yang terlalu? Masih butuh pengorbanan? Ah tolol rasanya melakukan semua itu. Memang tolol. Tapi dalam hatinya kata nyaman dan sayang TERamat besar hingga menutupi kata cinta yang bisa membutakan semuanya.


Dia bukanlah orang yang sempurna. Tanpa keistimewaan apapun. Dia ikut berdiri bersama penonton lainnya dan kekasihnya berada diatas panggung menunjukkan aksi. Dia menatap takjub dengan semua kemampuan kekasihnya. Tapi apakah semua orang tau bahwa yang diatas panggung itu adalah kekasihnya? Kekasih yang selama ini dia elu-elukan didalam hatinya. Seseorang yang mampu membuat dia merasakan letusan kembang api dihatinya, serta kupu-kupu beterbangan didalam perutnya. Lantas jawabannya pasti tidak. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya. Biarkanlah. Dia tau mungkin belum saatnya. Atau apakah kekasihnya kelewat malu untuk mengakui dia sebagai kekasihnya? Tidak mungkin. Dia percaya kekasihnya. Kekasihnya tidak seperti itu. Memang belum tepat waktunya. Itu yang selalu diucapkan dia dalam hati setiap keraguan terus berbisik merayu hatinya.


Semoga hatinya dapat terus bertahan dalam situasi terberat sekalipun. Kesabaran yang takan pernah berujung. Dan rasa sayangnya terus tumbuh tanpa terkikis tetesan kepedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar