"Cinta
seorang pria itu seperti gunung, besar, namun rentan meletus dan memusnahkan
yang ada disekitarnya, berbeda dengan cinta seorang wanita, hanya seperti kuku,
kecil, walaupun terus dipotong akan tumbuh disetiap harinya"
Tak jarang aku slalu mengabaikan orang
yang benar-benar tulus sayang padaku. Tak menyadari. Bahkan sering
meninggalkan. PACAR. Hanya dengan
status itu aku bebas mengabaikannya. Aku bebas meninggalkannya dan lebih
mementingkan urusanku sendiri. Aku berfikir ia sudah menjadi milikku. Seberapa
sering aku mengabaikan bahkan hingga meninggalkannya ia akan tetap menjadi
milikku. Pemilik hati ini. Ia tak akan meninggalkanku. Namun itu semua hanya
fikiranku saja. Kini semua hanya tinggal kenangan. Penyesalan. Ia pergi
meninggalkanku. Ia lebih memilih seseorang yang slalu ada untuknya. Harusnya
aku sadar. Aku peka. Aku tau ia juga membutuhkan aku. Ia juga mempunyai rasa
lelah yang slalu menungguku ada untuknya. Menunggu kabar dariku. Selama ini aku
tidak pernah memikirkan rasa lelah yang ia rasa. Bahkan dengan tololnya aku
masih meragukan kesetiaannya yang rela berlelah untukku. Kini aku hanya bisa
melihat ia tersenyum bahagia karena orang lain bukan aku. Kehilangan. Sungguh
aku baru merasakan begitu teramat sunyi hidupku saat ini. Sepotong hatiku
dibawa olehnya. Aku menyesal telah menyia-nyiakannya. Dulu, aku sering
mengabaikan dan meninggalkannya dengan begitu mudah. Lalu? Sekarang ia sudah
pergi aku bahkan menginginkan ia kembali. Kembali padaku. Aku memang bodoh. Aku
memang egois. Aku inginkan ia selalu ada untukku tapi aku tak pernah slalu ada
jika ia membutuhkan aku. Kejam. Jahat. Aku jahat. Aku kejam. Membiarkan ia
berlelah untukku tapi aku tak mau berlelah untuknya. Rasanya aku ingin menjerit
dan memohon agar ia mau kembali padaku. Tapi aku terlalu takut. Takut
mengulangi kesalahanku yang slalu mengacuhkannya. Lantas seseorang seperti apa
yang aku inginkan? Yang bisa menemani hidupku tanpa harus tersakiti dengan
semua sikapku yang seperti ini. Entahlah, kini aku hanya bisa merenung atas
semua kejadian yang tak kusangka ini. Tak lagi sama. Semua telah berbeda
tanpanya. Tak ada ucapan selamat pagi lagi darinya walau tak pernah aku balas.
Tak ada yang menghawatirkan aku lagi. Tak ada yang marah jika aku tak ada
kabar. Semuanya memang begitu berbeda. Dulu aku tak menyangka akan sebegitu
berbeda hidup tanpanya. Kurasakan ketika ia telah pergi. Bahkan takan bisa
kembali.
“Tak
akan pernah ada rasa kehilangan jika tak sempat memiliki. Semua terasa lebih
berbeda ketika ia benar-benar telah pergi. Penyesalan memang slalu datang
diakhir. ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar